Refiana, Mutia Elvira and M.Syah, Hamdani ANALISIS BIAYA KAPASITAS DAN LABA PADA PEDAGANG SATE DI WILAYAH KELURAHAN KLENDER, JAKARTA TIMUR. ANALISIS BIAYA KAPASITAS DAN LABA PADA PEDAGANG SATE DI WILAYAH KELURAHAN KLENDER, JAKARTA TIMUR. (Unpublished)
Text (Artikel Bahasa Indonesia)
11160000309_artikel indonesia_2020(mutia) new.pdf - Other Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (1MB) |
|
Text (Article In English)
11160000309_artikel inggris_2020(mutia) new.pdf - Other Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan melakukan implementasi penerapan biaya kapasitas dan laba pada pedagang Sate di wilayah Kelurahan Klender, Jakarta Timur. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah pedagang sate di wilayah Kelurahan Klender, dengan jumlah sampel sebanyak 17 pedagang sate dalam satu periode yaitu sebulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Analisis Biaya, Analisis Pendapatan, Analisis Break Event Point Multiproduk dan Analisis Target Laba. Hasil penelitian membuktikan bahwa : Pertama, karakteristik pedagang sate terdiri dari tingkat pendidikan hingga jumlah tanggungan keluarga. Pedagang sate juga sudah memahami biaya yang harus dikeluarkan, sampai pada pelayanan, lokasi usaha hingga suasana tempat yang nyaman. Penelitian membuktikan jika laba tertinggi berada di lokasi yang sangat strategis sebesar Rp 36.150.423,19. Lalu suasana tempat yang nyaman menghasilkan laba Rp 142,011,237.14 dan tingkat pelayanan sangat memuaskan Rp 142.011.237,14. Sedangkan, laba terendah berada pada lokasi usaha yang strategis Rp Rp 15.013.926,29, suasana tempat nyaman Rp 10.529.509,78, dan tingkat pelayanan tidak memuaskan Rp 10.277.373,55. Dan secara keseluruhan untuk pedagang sate di ruko rata-rata mendapatkan laba lebih tinggi sebesar Rp 49.646.899,32 dari pedagang sate di pinggir jalan. Sehingga laba yang dihasilkan semakin tinggi, jika pelayanan memuaskan, lokasi usaha strategis, dan disertai oleh suasana tempat yang nyaman. Kedua, dari hasil implementasi analisa biaya kapasitas dan laba dengan analisa CVP menggunakan titik impas (BEP) menggambarkan bahwa rata-rata pedagang sate sudah melakukan penjualan (unit) yang melewati titik impas (BEP). Sehingga pedagang sate mendapatkan laba per bulannya. Untuk target laba yaitu sebesar 25% dari penjualan (unit) bulan sebelumnya. Rata-rata peningkatan laba bulan berikutnya pada 9 orang pedagang sate di pinggir jalan sebesar 29,56%. Dan rata-rata peningkatan laba bulan selanjutnya pada 8 orang pedagang sate di ruko sebesar 24.88%. peningkatan laba juga sudah melewati UMR DKI Jakarta dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan simpanan (Saving). Kata Kunci: Penjualan, Biaya , Laba ,Break Even Point Multiproduk, dan Target Laba This purpose of this research is to view, analyze, and implement data and profits on traders in Klender Village, East Jakarta. The research strategy used in this research is a descriptive strategy. The population of this study were traders in the Klender Village area, with a total sample of 17 traders in one period, namely a month. The data used in this study are primary data and secondary data. The data analysis techniques used in this research are Cost Analysis, Income Analysis, Multiproduct Break Event Point Analysis and Profit Target Analysis. The results of the study prove that: First, the characteristics of the satay traders consist of the level of education to the number of family dependents. Satay traders also understand the costs that must be incurred, to the service, business location to the comfortable atmosphere of the place. Research proves that the highest profit is in a very strategic location of IDR 36,150,423.19. Then the comfortable atmosphere of the place generates a profit of IDR 142,011,237.14 and a very satisfying service level of IDR 142,011,237.14. Meanwhile, the lowest profit was in a strategic business location of IDR 15,013,926.29, a comfortable atmosphere of IDR 10,529,509.78, and an unsatisfactory service level of IDR 10,277,373.55. And overall for the satay traders in the shop houses, on average, they get a higher profit of Rp. 49,646,899.32 than the satay traders on the roadside. So that the resulting profit is higher, if the service is satisfactory, the location of the business is strategic, and is accompanied by a comfortable atmosphere. Second, from the results of the implementation of the cost capacity and profit analysis with CVP analysis using the breakeven point (BEP), it shows that on average satay traders have made sales (units) that have passed the break-even point (BEP). So that the satay traders get profit per month. The profit target is 25% of the previous month's sales (units). The average increase in profit in the following month for 9 satay traders on the roadside was 29.56%. And the average increase in profit in the next month at 8 satay traders at the shop was 24.88%. the increase in profit has also passed the UMR DKI Jakarta and can be used to meet family needs and savings (saving). Keywords: Sales, Costs, Profits, Multiproduct Break Even Points, and Profit Targets
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : Penjualan, Biaya , Laba ,Break Even Point Multiproduk, dan Target Laba |
Subjects: | Akuntansi > Akuntansi Manajemen |
Divisions: | S1 Akuntansi |
Depositing User: | Users 1073 not found. |
Date Deposited: | 14 Oct 2020 04:58 |
Last Modified: | 14 Oct 2020 04:58 |
URI: | http://repository.stei.ac.id/id/eprint/1181 |
Actions (login required)
View Item |